Rabu, 15 Maret 2017

PANDUAN PRAKTIKUM




MATA KULIAH: BIMBINGAN DAN KONSELIN KELOMPOK


Oleh
Bau Ratu, S. Pd, M.Pd






PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO





HALAMAN PENGESAHAN

Matakuliah                               :Bimbingan dan Konseling kelompok
Sks                                             : 3 (tiga) SKS
Semester                                   :  3 (Tiga)
Program Studi                         : Bimbingan dan Konseling
Jurusan                                     : Ilmu Pendidikan
Penyusun
1.        Ketua                                 : Bau Ratu, S.Pd, M.Pd
2.        NIP                                     : 197405212006042001
3.        Golongan                           : III a
4.        Jabatan                              : Asisten Ahli
5.        Pangkat                             : Penata muda

Palu,   Juni  2014
Mengetahui                                                                   Penyusun,
Ketua Program Studi


Drs. Abdul Munir, M.S.i                                          Bau Ratu, S.Pd, M.Pd
Nip 195512311984031009                                         Nip. 19740521200604 2001





Menyetujui Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan




                                       Dra. Sofyatun, A.R., M.Pd.
NIP. 19531223198103 2 002





KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan panduan praktikum bimbingan dan konseling kelompok, namun praktikan atau mahasiswa dalam melakukan Praktek, yang menjadi objek (klien) dalam melakukan praktek di kelas hanya menentukan klien masing-masing,  berdasarkan hasil identifikasi (DCM) oleh calon  guru bimbingan dan konseling dan secara otomatis praktikan tidak lagi menyebarkan angket atau sejenisnya dalam mencari klien karena itu telah ditentukan oleh sekolah tersebut.
Penulis menyadari dalam penyusunan Laporan ini, masih banyak terdapat kekurangan semua itu dikarenakan masih dalam proses belajar. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaanya Laporan ini.

Palu,      Juni  2014

Penulis   






PANDUAN PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DAN KONSELING KELOMPOK

A.  Pengantar

Mata kuliah praktikum merupakan salah satu komponen inti  yang diarahkan untuk membentuk kompetensi profesional primer dan aspek kognitif. Mengkaji secara mendalam konsep-konsep praktikum pada program studi bimbingan konseling  merupakan pendalaman tentang konsep dan prosedur dalam melaksanakan praktek pada beberapa maata kuliah yang ditentukan pada program studi  bimbingan dan konseling  termasuk berbagai strategi, metode, teknik, dan bentuk penyajian praktikum akan dikaji secara kritis sehingga dapat dieksplorasi melalui berbagai sumber yang relevan.
Kegiatan praktikum pada setiap matakuliah bertujuan membekali mahasiswa untuk memiliki dan mampu mengaplikasikan secara tepat pendekatan-pendekatan dalam konseling sebagai upaya proses pengentasan masalah konseli dengan menghargai dan mengembangkan potensi-potensi individu, peduli, dan toleran terhadap kemaslahatan manusia.
Setiap mahasiswa di harapkan dapat memperoleh pengalaman dan ketrampilan lapangan dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Untuk dapat meningkatkan kinerja secara profesional dalam bidangnya, mahasiswa harus dapat mendalami dan menyalurkan teori yang diterimannya di kampus untuk diterapkan pada setting Sekolah Menengah. Mata kuliah praktikum merupakan kulminasi aplikasi seluruh teori yang termasuk dalam rumpun Mata Kuliah Keahlian ini memiliki ruang lingkup dalam menyusun panduan praktikum
Dengan demikian akan diketahui adanya kesenjangan antara teori dan praktek sehingga dapat dijadikan masukan bagi pengembangan kinerja bimbingan dan konseling ke depan.

B.  Konsep Dasar Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi dan sosial, kemampuan belajar, serta perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Layanan konseling kelompok adalahupaya bantuan kepada individu (konseli) dalam suasana kelompok untuk mendiskusikan atau memecahkan masalah. Pelaksanaannya dalam suatu tempat tertentu dengan seorang guru bimbingan dan konseling (konselor) atau lebih untuk membantu mengarahkan agar konseli dapat memperoleh kemudahan dalam rangka memecahkan permasalahan.
Tujuan layanan konseling kelompok adalah membantu siswa yang mengalami masalah untuk dapat lebih memahami dirinya sendiri dan mengetahui kemampuan dari dirinya untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi secara mandiri dan bertanggung jawab serta menjadikan siswa mampu berkembang menjadi pribadi yang dewasa dan matang yang memiliki keterampilan yang memadai.

C.  Prosedur Kerja
Prosedur kerja model bimbingan kelompok dan konseling kelompok ini adalah:
1.    Mengidentifikasi masalah. Konselor/ Mahasiswa memetakan masalah umum siswa atas dasar hasil pengumpulan pengolahan dan analisis data siswa, melalui instrument yang dikembangkan.
2.    Menentukan tujuan berdasarkan hasil identifikasi masalah konseli, dengan beberapa saran dari Guru mata pelajaran.
3.    Perekrutan anggota kelompok. Konselor membentuk kelompok dalam bentuk kelompok kecil yang terdiri atas 10 siswa, (4) Merancang kegiatan bimbingan kelompok. Mengatur jadwal pelaksanaan, tempat dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan.
4.    Mensosialisasikan rencana atau kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mendapat dukungan dari wali kelas, guru, orang tua atau pihak lain yang dipandang perlu diperhatikan.
5.    Melaksanakan kegiatan bimbingan kelompok yang terdiri dari 4 tahap pelaksanaan bimbingan kelompok, yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap kegiatan dan tahap pengakhiran.
6.    Evaluasi dan tindak lanjut. Konselor/Mahasiswa  mengadakan evaluasi dan tindak lanjut dengan memberikan laiseg yang terdiri dari understanding, comfortable, dan action  yang diberikan kepada anggota kelompok dalam setiap pertemuan.  Analisis dari penilaian segera ini dijadikan parameter untuk mengetahui perubahan sikap melalui pernyataan diri anggota kelompok yang menjadi indikator pikiran dan tindakan selanjutnya yang akan ditempuh setelah bimbingan kelompok dilaksanakan.
D.    Proses dalam pelaksanaan bimbingan kelompok
Setiap anggota menjaga asas-asas yang disepakati terutama asas kerahasiaan, mengadakan kontrak kesepakatan waktu, perlu menciptakan kondisi dan interaksi yang menyenangkan dan penuh keakraban untuk membentuk dinamika kelompok, perlu ditanamkan perlunya menghargai pendapat antar anggota kelompok, perlu didorong untuk mengoptimalkan pertukaran pikiran dan pengalaman antar kelompok ketika membahas topik yang ditugaskan.
Peran pimpinan kelompok : sebagai perencana (membuat rencana kegiatan layanan bimbingan kelompok agar layanan dapat dilakukan secara efektif), sebagai fasilitator (memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi anggota kelompok untuk berpartisipasi atau terlibat dalam diskusi yang dinamis dalam bimbingan kelompok, mengadakan kesepakatan waktu untuk bimbingan kelompok selanjutnya dan pimpinan kelompok  bertugas mengatur jalannya layanan bimbingan kelompok mulai dari tahap pembentukan, peralihan, kegiatan dan pengakhiran), sebagai evaluator (konselor mengadakan penilaian terhadap pelaksanaan bimbingan kelompok, memonitor perubahan tingkah laku yang ditujukan oleh anggota kelompok, juga memberikan bantuan lain yang dipandang perlu bagi peningkatan dan pengembangan potensi siswa).
E.     Syarat Pelaksanaan
Pelaksanaan bimbingan kelompok harus direncanakan dan dirancang sehingga dapat memberikan hasil yang optimal sesuai yang diharapkan, perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
1)      Profil Pemimpin Kelompok
Pemimpin kelompok adalah Mahasiswa/ konselor yang terlatih dan berwenang menyelenggarakan praktik konseling profesional. Secara khusus, Pemimpin kelompok diwajibkan menghidupkan dinamika kelompok di antara semua peserta pada setiap tahap pelaksanaan bimbingan kelompok seintensif mungkin yang mengarah kepada pencapaian tujuan-tujuan umum dan khusus bimbingan kelompok.
Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pimpinan kelompok, agar dapat melaksanakan bimbingan kelompok dengan baik :Sarjana BK yang telah mengikuti diklat, workshop dan sejenisnya tentang bimbingan kelompok, mempunyai pribadi yang genuine, mampu menampilkan sikap yang terbuka, menerima anggota kelompok apa adanya, tulus membantu tanpa pamrih, menarik, murah senyum, berprilaku terpuji dan mampu menjadi figure sentral bagi siswanya, mempunyai wawasan yang luas dan utamanya menguasai minat berwirausaha, mempunyai semangat dan kemauan melaksanakan bimbingan kelompok yang terpola, mempunyai kemampuan membaca ekspresi wajah anggota kelompok, mempunyai pengalaman melaksanakan bimbingan kelompok sesuai standar prosedur operasional (SPO) minimal 10 kali.
2)      Anggota kelompok
Anggota kelompok dibentuk berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan tujuan pelaksanaan. Keanggotaan bersifat Homogen, dari jurusan yang sesuai, bersifat sukarela .Jumlah anggota kelompok berpengaruh pada keefektifan pelaksanaan bimbingan kelompok. Sebaiknya jumlah anggota kelompok tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil. Kekurangefektifan kelompok akan mulai terasa jika jumlah anggota kelompok melebihi 10 orang.
3)      Sarana dan prasarana
Pelaksanaan bimbingan kelompok agar berlangsung dengan maksimal maka perlu dipersiapkan segala sesuatu yang akan dibutuhkan adalah ruangan yang kondusif, kursi yang nyaman dengan posisi melingkar, agar menciptakan suasana nyaman perlu pendingin ruangan (kipas angin/AC), media yang dibutuhkan dan alat yang digunakan.
F.     Tahapan Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
1)      Tahap pembentukan.
Ø  Pemimpin kelompok (PK ) menerima kehadiran anggota kelompok (AK) secara terbuka dan mengucapkan terima kasih atas kehadiran, kesediaan dan keikutsertaan dalam bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Ø  Memimpin Do’a: PK mengingatkan pentingnya berdo’a dalam memulai setiap kegiatan.
Ø  Menjelaskan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok dengan bahasa yang mudah difahami AK.
Ø  Menjelaskan cara pelaksanaan bimbingan kelompok dengan jelas dan runtut, PK memberi kesempatan untuk bertanya, sekiranya AK belum faham terhadap apa yang dijelaskan PK.
Ø  Menjelaskan asas-asas bimbingan kelompok (sukarela, terbuka, aktif, kegiatan, normatif, rahasia), PK menjelaskan apa maksud asas-asas tersebut dan apa-apa yang harus disepakati bersama.
Ø  Kesepakatan waktu, PK menjelaskan waktu ideal bimbingan kelompok berkisar 45 menit. Jika AK mengusulkan waktu tambahan, PK secara bijaksana mampu mengarahkan tanpa memaksakan kehendak.
Ø  Perkenalan dilanjutkan dengan permainan, dimaksudkan untuk mengakrabkan dan menciptakan dinamika kelompok dan suasana yang menggembirakan dan melibatkanAK. Adapun permainan yang dilakukan disesuaikan dengan topik yang akan dibahas dalam bimbingan kelompok, sehingga tanpa disadari PK menstimuli materi/ topik, dalam hal ini aspek-aspek minat berwirausaha.
2)      Tahap peralihan.
Ø  Menjelaskan kembali kegiatan kelompok, PK mengingatkan kembali kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan tersebut.
Ø  Tanya jawab tentang kesiapan anggota kelompok untuk kegiatan lebih lanjut.
Ø  Mengenali suasana apabila anggota secara keseluruhan/ sebagian belum siap untuk memasuki tahap berikutnya dan mengatasi suasana tersebut, PK mencermati suasana dan mampu mengambil keputusan untuk melanjutkan atau berhenti, sehingga AK benar-benar siap melangkah pada tahap selanjutnya.
Ø  Memberi contoh topik bahasan yang dikemukakan dan dibahas dalam kelompok.
3)      Tahap kegiatan.
Ø  PK mengemukakan topik bahasan yang telah dipersiapkan.
Ø  PK Menjelaskan pentingnya topik tersebut dibahas dalam kelompok, menstimuli AK agar terbiasa menganalisa dan melatih AK agar mampu merespon secara tepat.
Ø  PK menyerahkan waktu sepenuhnya untuk life modeling menjawab langsung pertanyaan dan saling berdiskusi antara AK.
Ø  Tanya jawab dengan life modeling tentang topik yang dikemukakan PK.
Ø  Life modeling menjawab pembahasan topik tersebut secara tuntas, dengan tulus, terbuka dan memberi kesempatan AK untuk terlibat aktif dalam pembahasan topik dengan tanya jawab yang bersifat multi arah.
Ø  Lifemodeling memotivasi AK dalam pembahasan topik dan menyimpulkan mengenai topik yang telah dibahas.
Ø  PK secara cermat mengamati perkembangan AK selama proses pembahasan dan memberi ulasan mengenai topik yang telah dibahas.
4)      Tahap pengakhiran.
Ø  PK menjelaskan bahwa kegiatan bimbingan kelompok akan diakhiri, dalam hal ini memberi kesempatan AK setelah terkuras tenaga dan pikirannya dalam tahap kegiatan.
Ø  PK melakukan penilaian untuk mengetahui keberhasilan layanan dengan memberikan lembar penilaian segera (UCA) secara tertulis kepada AK.
Ø  PK menawarkan dan menstimuli AK untuk melakukan kegiatan lanjutan dengan kesepakatan pada saat itu.
Ø  PK mengucapkan Terimakasih atas kehadiran, perhatian, respon dan keterlibatan AK, dalam pada tahap sebelumnya.
Ø  Berdo’a, PK mengingatkan kembali berdo’a untuk menutup pertemuan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Fauzan, Lutfi. 1994. Pendekatan –Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas.
              
Prayitno. 2004. Layanan Konseling Perorangan. Padang : Universitas Negeri Padang

Pujosuwarno, Sayekti.1993. Berbagai Pendekatan dalam Konseling. Yogyakarta: Menara Mas Offset.

Rosjidan. 1988. Pengantar Teori-Teori Konseling. Jakarta: DEPDIKBUD.

Rosjidan. 2004. Ketrampilan Komunikasi Konseling (makalah Semiloka) Jakarta: Prodi BK FKIP Universitas Katolik Indonesia ATMAJAYA

Winkel,WS dan Sri Hartati. 2004. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.
Hartinah, S. 2009. Konsep Dasar Bimbingan Kelompok. Bandung : Aditama
Hurlock. 1997. Psikologi Perkembangan : Suatu pendekatan sepanjang kehidupan. Edisi 5. Jakarta : Erlangga
Nurihsan, A. J. 2005. StrategiLayananBimbingan dan Konseling. Bandung : PT Refika Aditama
Prayitno. 2004. Layanan Bimbingan Kelompok(L6), Layanan Konseling Kelompok(L7). Padang : Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP UNP
Romlah, T. 2001. Teori dan Praktek Bimbingan Kelompok. Cetakan ke-1. Malang : Universitas Negeri Malang

Wibowo, M. E. 2005. Konseling Kelompok Perkembangan. Semarang : UNNES Press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar